Minggu, 26 Oktober 2014

Bahasa Indonesia

FUNGSI BAHASA INDONESIA


1.      Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Sehari-hari

     Bahasa merupakan salah satu alat untuk menunjukkan identitas diri atau alat untuk mengekspresikan diri. Mengapa? Karena dengan bahasa kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.
Dalam Konteks ini, bahasa yang kita gunakan adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi-fungsi secara umum diantaranya adalah

a.       Sebagai bahasa Negara dan pemersatu bangsa

Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting di Negara karena merupakan salah satu dari ikrar sumpah pemuda tahun 1928 yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Bersumber dari hal tersebut, Bahasa Indonesia juga memiliki fungsi sebagai pemersatu bangsa yakni berarti kedudukan yang dimiliki lebih tinggi daripada bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Indonesia memiliki beragam budaya dan bahasa, untuk itu bahasa pemersatu diperlukan agar hubungan komunikasi antar satu dengan yang lain tidak terhambat.Sebagai contoh, misalnya seorang pejabat daerah Manado mendapat tugas dinas di Jakarta aan tetapi dia tidak bisa mengunakan bahasa Indonesia dan dia hanya menguasai bahasa daerah manado. Tentu ketika dia telah tiba di Jakarta, tidak semua orang Jakarta dapat mengerti apa yang dia bicarakan karena di Jakarta berbagai suku dan budaya ada. Pejabat tersebut harus menggunakan bahasa Indonesia agar hubungan komunikasi dalam perjalan dinasnya tidak mengalami hambatan.

b.      Sebagai Alat komunikasi

            Seperti yang telah dijelaskan dalam point pertama tadi. Bahasa Indonesia tidak akan luput daripada fungsi komunikasi. Karena komunikasi adalah hal yang paling utama diperlukan saat menjalin hubungan dengan orang lain.
Contohnya adalah kita berbicara bahasa Indonesia kepada guru atau dosen kita. Bahasa Indonesia dapat menjadi alat yang membantu kita menyampaikan ide, gagasan, dan pemikiran kita.

c.       Sebagai penunjuk identitas diri

            Berkaitan dengan point kedua, Bahasa Indonesia merupakan alat menyampaikan gagasan dan pemikiran kita kepada orang lain sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa bahasa juga sebagai penunjuk identitas diri. Dari cara berpikir kita, tata bahasa yang kita gunakan serta idea pa saja yang telah kita tuangkan menggunakan bahasa Indonesia dapat menggambarkan identitas diri kita.
Seperti contoh yang baru-baru ini marak beredar adalah bahasa ala Vicky prasetyo. Vicky menggunakan istilah-istilah bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris yang tidak lazim digunakan sehingga menimbulkan keanehan seperti istilah konspirasi kemakmuran,labil ekonomi dsb. Akan tetapi, di sisi lain kita jadi mengetahui bagaimana sosok Vicky sebenarnya. Seperti apa cara berpikirnya dan bagaimana tata bahasanya.

d.      Sebagai alat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

           Dalam dunia pendidikan di Indonesia, Bahasa Indonesia menjadi salah satu materi yang wajib diajarkan mulai dari tingkat paling rendah hingga tingkat perguruan tinggi. Hal itu terjadi karena Bahasa Indonesia merupakan alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Diluar sana, banyak buku-buku yang menjadi sumber pengetahuan menggunakan bahasa Indonesia. Di sisi lain, sebagai syarat kelulusan mahasiswa perguruan tinggi juga harus menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk membuat suatu perkembangan ilmu pengetahuan dengan sebuah ide yang menggunakan bahasa Indonesia kemudian dipaparkan dalam bentuk tulisan ilmiah.


RAGAM BAHASA

  
        Bahasa Indonesia merupakan bahasa asli bangsa kita yang sudah dipakai sejak jaman nenek moyang kita, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.
Bahasa Indonesia wajib dipelajari tidak hanya oleh kalangan pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa dimana Ragam bahasa adalah variasi dalam pemakaian bahasa yaitu perbedaan penutur, media, situasi, dan bidang. Berikut akan saya jelaskan.

1. Perbedaan penutur
    Tiap-tiap individu mempunyai gaya tersendiri dalam berbahasa. Perbedaan berbahasa antar individu disebut idiolek sedangkan perbedaan asal daerah penutur bahasa juga menyebabkan variasi berbahasa yang disebut dialek.

2. Perbedaan media
    Perbedaan media yang digunakan dalam berbahasa menentukan pula ragam bahasa yang digunakan sehingga bahasa lisan berbeda dengan bahasa tulisan.

3. Perbedaan situasi
    Situasi pada saat pembicaraan dilakukan akan sangat berpengaruh terhadap ragam bahasa yang digunakan, sehingga ragam bahasa pada situasi santai akan berbeda dengan situasi resmi.

4. Perbedaan bidang
    Ragam bahasa yang digunakan pada bidang yang berbeda mempunyai ciri yang berbeda pula, misalnya bahasa jurnalistik berbeda dengan ragam bahasa sastra.

Selain itu terdapat juga definisi - definisi tentang ragam bahasa dari para ahli, berikut definisinya.

1. Pengertian ragam bahasa menurut Bachman
    Menurut Bachman (1990), “ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”

2. Pengertian ragam bahasa menurut Dendy Sugono
    Menurut Dendy Sugono (1999), “bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.”

3. Pengertian ragam bahasa menurut Fishman ed
    Menurut Fishman ed (1968), suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan.

Macam-macam Ragam Bahasa

         Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.

1. Ragam bahasa berdasarkan media

  a. Ragam bahasa Media (Lisan)

      Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
      Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri- cirinya tidak  menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan tulisan,  ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri dari keduanya:
      Ciri-ciri ragam lisan:
         · Memerlukan orang kedua/teman bicara.
         · Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
         · Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
         · Berlangsung cepat
      Contohnya; “Sudah saya baca buku itu”



 b. Ragam Tulis

      Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat yang diungkapkan nya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, enggunaan ragam baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
    
      Ciri-ciri ragam tulis:
        1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
        2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
        3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;
        4. Berlangsung lambat;
        5. Selalu memakai alat bantu;
        6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
        7. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu 
            dengan tanda baca. Contohnya: “Saya sudah membaca buku itu”.

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DIKALANGAN REMAJA

Pada awal mulanya bahasa Indonesia merupakan bahasa melayu yang di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam dan luar nusantara. Ini berlangsung pada zaman kerajaan Sriwijaya. Namun sejak di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, bahasa Indonesia telah resmi menjadi bahasa nasional Republik Indonesia. Ditinjau dari fungsinya, bahasa Indonesia juga merupakan bahasa pemersatu, yang telah menyatukan beragam bahasa yang berbeda-beda. Seseorang dari bahasa daerah yang berbeda yang tidak mengerti bahasa daerah satu dengan yang lain akan bisa saling berinteraksi melalui bahasa Indonesia.
Dalam penggunaan bahasa Indonesia terdapat kata-kata baku maupun tidak baku. Kata baku merupakan kata yang diatur sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Kata baku ini biasanya digunakan pada kalimat-kalimat resmi atau formal baik secara lisan maupun tertulis. Misalnya pada upacara kenegaraan, dan penulisan karya tulis ilmiah. Berbeda dengan kata baku, kata tidak baku diiartikan sebagai kata yang aturannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Kata tidak baku ini biasanya digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari, bahasa tutur, surat pribadi, dan lain-lain.

Seperti yang dijelaskan pada alinea sebelumnya mengenai penggunaan kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia. Dalam penggunaanya terkadang mengalami kesulitan. Kita sebagai bangsa Indonesia kadang sukar membedakan yang mana kata baku dan tidak baku. Sehingga penggunaanya terbalik. Dan ini sudah menyalahi aturan penggunaan kata. Oleh sebab itu banyak para siswa dinyatakan belum paham mengenai kata baku dan tidak baku. Mereka menganggap kata baku sulit untuk diterapkan dalam penggunaannya. Dan mereka lebih suka memakai kata tidak baku.
Bahasa Indonesia disamping terdapat kata baku dan tidak baku, merupakan salah satu bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Penyerapan bahasa dibagi menjadi dua bentuk berdasarkan cara penyerapan. Yakni cara serap adopsi dan adaptasi. Cara adopsi penyerapannya dilakukan dengan mengambil bentuk dan makna kata asing yang diserap secara keseluruhan. Sedangkan adaptasi hanya mengambil konsep yang terkandung dalam kata asing yang diserap dan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia. Perbedaan antara adopsi dan adaptasi ini terletak pada ejaan dan pelafalan. Dalam sosialisaasi minggu lalu, siswa sedikit mengalami kebingungan dalam membedakan antara adopsi dan adaptasi. Meskipun demikian, pada akhirnya mereka memahami perbedaan tersebut. Indonesia kaya akan bahasa baik bahasa daera, bahasa nasional, dan bahasa serapan.
Bahasa yang digunakan sebagai identitas nasional ini dalam implementasinya terkadang mengalami banyak perbedaan. Ya, seperti yang kita ketahui dikalangan masyarakat banyak ditemukan penggunaan bahasa Indonesia yang kurang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang ada. Contohnya bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa daerah sering kita jumpai di masyarakat. Hal ini dipengaruhi oleh faktor keberagaman bahasa. Yang mana kita ketahui bahwa negara tercinta kita kaya akan bahasa daerah. Sehingga penggunaannya berbeda-beda sesuai dialek atau kebutuhan masing-masing.
Implementasi bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa daerah, mendapat respon positif dari sebagian besar pelajar SMA. Menurut mereka, pemakaian bahasa Indonesia yang demikian dianggap sah-sah saja selama digunakan pada situasi yang tepat. Hal ini dikarenakan kebiasaan yang ada diantara masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia campur daerah sulit untuk dihilangkan. Bahkan harus dilestarikan keberadaannya. Berbeda dengan pelajar SMA yang lain, diantara mereka ada yang berpendapat bahwa jika kita menggunakan bahasa Indonesia, maka kita harus menggunakan bahasa itu dengan baik tanpa campur aduk bahasa daerah. Sebanding dengan itu disaat kita menggunakan bahasa daerah kita juga harus menggunakannya dengan baik. Intinya demikian menurut sosialisasi yang telah kami lakukan minggu lalu.
Dalam era globalisasi ini, penggunaan Bahasa Indonesia baku yang diplesetkan sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ya, biasanya disebut bahasa alay , bahasa prokem atau bahasa gaul. Bahasa seperti ini sudah umum digunakan di kalangan anak muda Indonesia, khususnya Surabaya. Sudah menjadi kebiasaan para anak muda menggunakan bahasa seperti ini. Ketika di beri pertanyaan seperti ini, Mengapa kalian sebagai generasi muda suka menggunakan bahasa gaul ? Jawaban dari mereka yakni karena bahasa gaul itu :
·         Gokil atau lucu,
·         Gaul karena sedang menjadi tren,
·         Bisa menambah keakraban diantara sesama
·         Sudah menjadi kebiasaan, dan lain-lain.
Diantara mereka ada yang berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar itu terlalu formal dan kurang sesuai dengan kebiasaan dan kenyamanan mereka. Namun ada pula yang berpendapat positif bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar lebih sopan dan patut mereka gunakan sebagai bahasa pemersatu antara bahasa yang satu dengan lainnya.
Bahasa tren seperti ini sebenarnya sudah menyalahi aturan pemakaian bahasa Indonesia yang benar. Kesalahan itu terlihat jelas pada ejaan dan pelafalan kata. Misalnya, kata cemungud (semangat) yang seharusnya ditulis semangat. Bahasa yang katanya disebut gaul seperti ini tidak sepenuhnya diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. Bahkan mungkin hanya kalangan anak muda saja yang mengerti. Oleh sebab itu, ketika akan menggunakan bahasa seperti ini sebaiknya dipertimbangkan kembali.
Di negara ini bahasa merupakan lambang dan identitas nasional. Kita sebagai generasi muda bukankah seharusnya menjaga dan menjunjung tinggi bahasa persatuan sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 ?  Sedangkan pemlsetan bahasa yang dianggap gaul itu bukankah  sebenarnya telah merusak aturan berbahasa ? . Untuk itu alangkah baiknya jika kita sebagai generasi mudah mulai menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Meskipun banyak kesulitan dalam penggunaannya, tetapi jika kita berniat untuk belajar tahap demi tahap maka kita perlahan akan terbiasa.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEMPELAJARI BAHASA INDONESIA

Kelebihannya :
  • ·         Menambah ilmu
  • ·         Membuka peluang saat berbisnis, hukum dan kegiatan lain yang membutuhan keahlian penggunaan bahasa formal dalam surat atau lisan kita
  • ·         Menambah kosakata Bahasa Indonesia
  • ·         Agar tidak mudah dipermainkan dalam kata-kata
  • ·         Dapat menemukan berbagai arti dari kalimat ambigu
  • ·         Saat bingung di daerah yang dialeknya asing bagi kita (sunda, jawa, madura, etc) di Indonesia, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi.
  • ·         Untuk membuat CV, laporan, surat-surat, lamaran, dsb. yang membutuhkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  • ·         Bagi orang luar negeri, bahasa Indonesia itu termasuk bahasa yang sulit

Kekurangannya :
  • ·         Bukan merupakan bahasa internasional seperti bahasa Inggris
  • ·         susah-susah gampang
  • ·         Banyak aturan yang membuat susah untuk dipakai secara lisan
  • ·         Terkadang ada orang yang berkomitmen "Saya akan selamanya tinggal di Indonesia, tak perlu belajar bahasa lain.". Ini tidak sepenuhnya benar, karena walau kita tinggal di negara Indonesia ini, bahasa internasional seperti bahasa Inggris sudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam mengusu formulir, untuk keahlian dalam bekerja, dsb. Terlebih dalam dunia Bisnis dan Entertainment, jika kita tak mempelajari bahasa lain bagaimana kita bisa membuat negara Indonesia kita ini maju.


SUMBER


Sumber: Buku BAHASA INDONESIA, Penulis TRI WAHYU R.N., Penerbit GUNADARMA