Minggu, 14 Juni 2015

Bahasa Indonesia 2 #

Curriculum Vitae

Nama                                               : Alfian Fiqri
Tempat, Tanggal lahir                     :  Bekasi, 17 Desember 1994
Agama                                             : Islam
Alamat rumah                                  : Bekasi Selatan
Nomer telepon                                 : +62812196775**
Email                                               : Alfianfiqri@yahoo.com

Riwayat Pendidikan
Ø  Pendidikan Formal:
·         2003 sampai dengan 2007      :   SMA Negeri Lebak Bulus;
·         2000 sampai dengan 2003      :   SLTP Negeri  Lebak Bulus;
·         1997 sampai dengan 2000      :   SD Negeri Lebak Bulus ;

Pendidikan Non Formal:
· 2014 : Kursus Visual Basic.NET

Pengalaman Organisasi
· 2009 sampai dengan 2010 : OSIS SMA YADIKA Baturaja
· 2009 sampai dengan 2010 : Ketua Basket SMA YADIKA Baturaja

Keahlian Tambahan

Keahlian Komputer ( MS Word, Ms Excel, Ms Powerpoint )
Keahlian Bahasa Inggris Listening, speaking, writing

         Demikian Curriculum Vitae yang dapat saya sampaikan. Untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.                                                                     Hormat saya,




                                                                                                               Alfian Fiqri


Curriculum vitae (CV; juga ditulis curriculum vitæ) atau daftar riwayat hidup adalah dokumen yang memberikan gambaran mengenai pengalaman sesorang dan kualifikasi lainnya. Di beberapa negara, suatu CV biasanya merupakan hal utama yang dijumpai seorang majikan potensial tentang pencari  kerja dan sering digunakan untuk menyaring aplikan (orang-orang yang melamar kerja secara daring) ketika mencari pekerjaan, biasanya dilanjutkan dengan wawancara.


Etimologi dan Ejaan

Curriculum vitae adalah sebuah ekspresi Latin yang dapat menjadi longgar diterjemahkan sebagai perjalanan dalam hidup saya. Pada penggunaan sekarang, curriculum kurang ditandai sebagai sebuah kata serapan asing. Bentuk jamak dari curriculum vitæ, dalam Bahasa Latin, terbentuk mengikuti aturan Latin dari tata bahasa sebagai curricula vitæ (yang berarti "perjalanan hidup") atau curricula vitarum (berarti "perjalanan hidup") — bukan curriculum vita (yang menurut tata bahasa tidak sesuai). The form vitæ adalah bentuk tunggal genitif dari vita dan diterjemahkan sebagai "hidup". Meskipun demikian, dalam Bahasa Inggris, bentuk jamak dari ekspresi penuh curriculum vitae adalah jarang digunakan; bentuk jamak dari curriculum itu sendiri biasanya ditulis sebagai "curriculums", agak daripada tradisional curricula.


Langkah-langkah Membuat CV

Sebagai contoh, untuk resume standar di Amerika Serikat (USA) tidak perlu mencantumkan hal-hal yang dianggap sangat pribadi seperti foto, status perkawinan, tempat dan tanggal lahir. Sedangkan di Indonesia justru sebaliknya, dalam membuat CV atau Daftar Riwayat Hidup, justru wajib mencantumkan status perkawinan, tempat dan tanggal lahir, serta melampirkan foto. Berikut ini beberapa hal yang hendaknya diperhatikan dalam membuat Curriculum Vitae (CV) atau Daftar Riwayat Hidup, atau resume untuk perusahan/instansi/lembaga di Indonesia (baik untuk perusahaan/lembaga lokal, nasional, maupun internasional).

 1.   Urutan Penulisan Curriculum Vitae (Resume, Daftar Riwayat Hidup)

  • Identitas (Data Pribadi)
Cantumkan identitas anda dengan jelas, seperti : Nama Lengkap, Jenis Kelamin, Tempat dan Tanggal Lahir, Kewarganegaraan, Agama, Status Perkawinan, Tinggi dan Berat Badan, Alamat Lengkap, Telepon & HP, serta e-mail (bila ada).

Khusus untuk e-mail, sebaiknya anda memilikinya. Jika tidak memilikinya, anda dapat membuat alamat email di Gmail, Yahoo, atau Hotmail  atau yang lainnya.
  • Pendidikan
Cantumkan pendidikan formal dan pelatihan/kursus yang pernah anda ikuti; lengkap dengan tahun masuk dan tahun lulus, jurusan, jenjang studi, dan nama lembaganya. Urutannya dimulai dari pendidikan formal terlebih dulu, baru kemudian pendidikan non formal (pelatihan, kursus, dsb).

  • Kemampuan
Uraikan secara singkat kemampuan anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang dilamar. Misalkan anda melamar kerja di bidang akuntansi, maka jelaskan secara singkat bahwa anda memahami akuntansi dan administrasi, sistem perpajakan, biasa bekerja menggunakan komputer, dsb-nya. Tentu saja kemampuan-kemampuan yang anda tulis/cantumkan tersebut harus benar-benar anda miliki. Jangan mencantumkan kemampuan yang tidak anda miliki.
  • Pengalaman Kerja (bila ada)
Cantumkan deskripsi singkat tentang pekerjaan anda pada perusahaan sebelumnya, lengkap dengan pangkat, jabatannya, jenis pekerjaan, prestasi (bila ada), tanggung jawab dan wewenang pekerjaan. Serta periode kerja, yaitu bulan dan tahun mulai menempati dan mengakhiri posisi tersebut. Urutannya dimulai dari pekerjaan (atau jabatan atau posisi) terakhir.
  • Pengalaman Organisasi (bila ada)
Cantumkan pengalaman organisasi yang relevan (sesuai atau berhubungan) dengan jenis pekerjaan yang anda lamar tersebut. Bila tidak ada yang relevan, lewati saja nomor 5 ini.
  • Pengalaman yang Menunjang (bila ada)
Cantumkan pengalaman lain yang menunjang “promosi anda”. Dan sebaiknya yang relevan dengan jenis pekerjaan yang anda lamar tersebut. Jika anda melamar untuk posisi pemrogram komputer, maka pengalaman anda sebagai Ketua RW atau juara bulutangkis, tentunya tidak relevan. Jadi bila tidak ada yang relevan, lewati saja nomor 7 ini.



 2.   Kertas, Huruf, Foto, Dokumen Pendukung
  • Gunakan kertas putih polos
CV hendaknya polos tidak menggunakan background image (dasar bergambar). Sebaiknya jangan menggunakan form CV yang dijual di toko-toko.
  • Diketik dengan huruf standar surat resmi

CV jangan ditulis tangan, namun diketik. Gunakan huruf dengan ukuran dan jenis standar (warna hitam), contohnya font jenis Arial atau Times New Roman.

  • Foto terbaru

Lampirkan pas foto terbaru ukuran 3×4 atau 4×6. Sebaiknya gunakan pas foto berwarna, dan berpakaian resmi (misalkan jas lengkap dengan dasi).\
  • Dokumen pendukung

Lampirkan dokumen atau bukti-bukti tentang hal-hal yang dituliskan dalam CV (resume), seperti ijazah, transkrip nilai, sertifikat atau penghargaan, dsb (dokumen pendukung tersebut dalam bentuk photocopy). Agar dokumen pendukung yang dilampirkan tidak terlalu banyak, sebaiknya anda menyeleksi/menyortir dokumen mana yang paling penting dan relevan untuk dilampirkan.

Penting : Bila transkrip nilai anda tidak bagus, maka anda tidak perlu melampirkannya. Karena CV atau resume tersebut merupakan promosi diri anda. Namun, seandainya perusahaan penerima kerja meminta/mensyaratkan untuk melampirkan transkrip nilai, barulah anda “terpaksa” melampirkannya.
Sebaliknya jika transkrip nilainya bagus, anda justru harus melampirkannya.


*) Saran

Jujur, Jangan Berbohong

Ingat, jangan sekali-kali menuliskan pada CV anda suatu pengalaman yang anda sendiri tidak mengalaminya. Memang seseorang terkadang merasa gengsi dengan pengalaman yang dia miliki, karena merasa kalah pengalaman. Percayalah pada diri anda sendiri bahwa anda mempunyai kelebihan yang orang lain tidak punya.

Jumlah Halaman

Pada umumnya CV hanya terdiri dari 1 (satu) atau 2 (dua) halaman. Namun jika memang riwayat pekerjaan/karir anda sangat banyak, juga pendidikan/kursus/pelatihan anda sangat banyak. Dan anda menganggap bahwa itu penting untuk ditampilkan, maka anda boleh menambahkannya menjadi 3 (tiga) halaman CV sebagai lampiran Surat Lamaran Kerja, tidak masalah. Tetapi khusus untuk Surat Lamaran Kerja, tetap upayakan 1 (satu) halaman.

Tata Bahasa, Tanda Baca, dan Ejaan

Tidaklah dibenarkan jika dalam resume terjadi kesalahan-kesalahan menyangkut tata bahasa, tanda baca, dan ejaan. Bacalah kembali tata bahasa di buku atau Kamus Bahasa Indonesia.
Jika anda menulis CV dalam Bahasa Inggris, dan anda belum yakin, maka cobalah minta dicek kembali atau di-review oleh teman/kerabat yang menguasai Bahasa Inggris tersebut.

Eksplisit (Gamblang, Jelas)

Jangan membuat orang yang membaca CV atau resume anda mengintepretasikan atau mengartikan hal yang berbeda.
Contoh sederhana : Di CV pada bagian pendidikan, anda menuliskan Sarjana Akuntansi Universitas Pancasila, dan tidak menambahkan nama kota lokasinya. Jangan berasumsi bahwa pembaca pasti tahu Universitas Pancasila itu ada di Jakarta. Oleh karena itu tambahkan nama kota dibelakangnya, misalkan Sarjana Akuntansi Universitas Pancasila – Jakarta.

Mudah Dibaca dan Mudah Dicerna

“CV” Curriculum Vitae yang dibuat secara kacau-balau menggambarkan pikiran yang tidak jernih dan ketidakmampuan penulis dalam menuangkan isi hatinya. Oleh karena itu sangat penting membuat CV yang mudah dibaca, mudah dicerna, urutannya jelas, dan logis.
Bila perlu bagian-bagian atau kata-kata yang anda anggap sangat penting untuk ditonjolkan, dapat ditulis dengan huruf tebal (bold). Namun jangan terlalu banyak bagian yang ditebalkan, sehingga tidak terlihat lagi bagian yang sangat penting tersebut.


Wawancara

Dalam KBBI disebutkan bahwa pengertian wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal. Atau dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa wawancara adalah tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancarai untuk meminta keterangan atau pendapat tentang suatu hal. Jadi, sebenarnya pengertian wawancara adalah upaya yang dilakukan seseorang atau suatu pihak untuk mendapatkan keterangan, atau pendapat mengenai sesuatu hal yang diperlukannya untuk tujuan tertentu, dari seseorang atau pihak lain dengan cara tanya jawab.

Tujuan dari pewawancara untuk memperoleh keterangan atau pendapat dimaksud untuk digunakan sebagai masukan suatu penelitian atau digunakan sebagai bahan berita untuk dimuat di mass media (surat kabar, majalah, radio, televisi). Dengan demikian, kedudukan yang diwawancarai adalah sumber informasi, sedangkan pewawancara adalah penggali informasi. Dalam prakteknya ada beberapa jenis wawancara yang dapat dilakukan, antara lain: 

Kesalahan-kesalahan yang Harus dihindari dalam Wawancara

Situasi penuh tekanan seperti wawancara kerja membuat kita berpeluang melakukan kesalahan. Apa saja kesalahan saat wawancara kerja yang harus dihindari tersebut?

1. Datang terlambat

Mungkin kamu mengalami masalah sehingga terlambat tiba di tempat wawancara. Jika kamu memang harus datang terlambat dan tahu nomor telepon HRD yang akan mewawancaraimu, ada baiknya kamu menghubungi mereka. Bagaimanapun juga, sebaiknya kamu mengantisipasi berbagai hal untuk mencegah keterlambatan.

2. Lupa atau salah memanggil nama pewawancara

Lain kali cobalah mengingat siapa-siapa saja yang akan kamu temui ketika menjalani sesi wawancara.

3. Handphone berdering

Sebelum wawancara dimulai, pastikan handphone-mu tidak lagi berbunyi. Namun jika kamu lupa mematikannya, ucapkan maaf dan matikan. Jangan biarkan dering handphone mengganggu proses wawancara yang sedang kamu jalani.

4. Mengatakan hal negatif

Jika kamu tidak sengaja mengatakan hal yang negatif, maka segeralah meminta maaf dan pastikan kamu juga mengatakan hal positif. Misalnya, jika kamu tidak sengaja menjelek-jelekkan perusahaan sebelumnya, maka ubahlah situasi tidak mengenakkan tersebut dengan memberi tahu pelajaran apa saja yang kamu dapatkan selama bekerja di sana.

5. Melamun

Jangan sampai kamu melamun karena kamu bisa jadi melewatkan satu atau dua pertanyaan dari pewawancara. Fokus. Dan jangan pikirkan hal lain selama wawancara.

6. Lupa membawa daftar referensi

Setelah lupa menyebut nama, lupa membawa referensi adalah kesalahan berikutnya. HRD di tempat terdahulu pasti akan memberikanmu referensi kerja. Tetapi jika kamu lupa membawanya saat wawancara di tempat baru, sampaikan maafmu.

7. Tidak menguasai resume

Pastikan kamu menguasai resume yang kamu kirimkan. Jangan sampai gelagapan ketika pewawancara bertanya tentang suatu hal yang kamu tulis di resume.

8. Tidak siap dengan pertanyaan tentang perusahaan

Karena terlalu sibuk berlatih, kamu pun tidak sempat mencari tahu berbagai hal tentang perusahaan. Jika benar-benar tidak punya gambaran jawaban atas pertanyaan tersebut, jangan diam saja. Cari cara untuk memberikan jawaban secara umum.

9. Jawabanmu kurang ideal


Terkadang, karena terlalu gugup, bisa jadi kamu malah memberikan jawaban yang salah atau kurang ideal. Jika sesi wawancara masih berlangsung, upayakan untuk memperbaiki jawaban tersebut. Bahkan jika wawancara sudah selesai, siapa tahu kamu masih memiliki kesempatan memperbaiki kesalahan itu.